Uzbekistan (White Christmas), Karya Christie Damayanti

Buku ini adalah kisah perjalanan inspiratif seorang perempuan disabilitas pengguna kursi roda, Christie Damayanti, menjelajah negeri anti-mainstream—Uzbekistan. Dengan gaya narasi reflektif dan penuh emosi, penulis menggambarkan pengalaman pertamanya mengunjungi negeri bekas pecahan Uni Soviet yang bersalju, berbudaya Islam, dan sarat sejarah Jalur Sutra.

Perjalanan ini bukan sekadar wisata, melainkan juga perjalanan batin dan spiritual. Melalui kisah-kisah kecil—dari menuruni tangga pesawat di suhu minus derajat, menikmati “Somsa” hangat di kota Jizzakh, hingga bermain salju di Registan Square—Christie menghadirkan potret Uzbekistan sebagai negeri yang hangat di tengah dingin salju.

Lebih jauh, buku ini mengangkat isu aksesibilitas dan kepedulian terhadap penyandang disabilitas, serta bagaimana arsitektur dan budaya bisa menjadi cermin kemanusiaan. Sebagai arsitek dan traveller yang telah menjelajah 46 negara, penulis memadukan pengalaman personal dengan wawasan urban planning dan empati sosial.

‘Ketika salju membeku, tetaplah bergerak supaya kita tidak ikut membeku.’

 

 

Uzbekistan (White Christmas) adalah catatan perjalanan yang memadukan kekuatan batin, keindahan arsitektur, dan makna kemanusiaan dalam satu kisah nyata. Ditulis oleh Christie Damayanti, seorang arsitek, urban planner, dan traveller pengguna kursi roda, buku ini menuturkan pengalaman pribadi menjelajahi Uzbekistan—negeri yang selama ini dianggap “antah berantah” dan anti-mainstream.

Dengan gaya penulisan yang personal, lembut, dan penuh renungan, Christie mengajak pembaca menyusuri jalan bersalju Tashkent hingga Registan Square di Samarkand, menikmati kelezatan Somsa hangat di Jizzakh, serta mengenal keramahan masyarakat Muslim yang penuh kepedulian. Setiap bab merekam bukan hanya keindahan tempat, tetapi juga pergulatan batin seorang perempuan yang belajar berdamai dengan keterbatasan fisik dan menemukan kekuatan baru melalui perjalanan spiritualnya.

Lebih dari sekadar buku perjalanan, Uzbekistan (White Christmas) adalah manifesto kehidupan: tentang keberanian untuk keluar dari zona nyaman, tentang inklusivitas dan empati, serta tentang cara Tuhan bekerja melalui perjumpaan dan pengalaman sehari-hari.

Buku ini akan menginspirasi siapa pun yang pernah merasa terbatas—untuk kembali percaya bahwa dunia tetap luas, indah, dan penuh kemungkinan. Karena, seperti pesan sang penulis: ‘Ketika salju membeku, tetaplah bergerak, supaya kita tidak ikut membeku.’

Perjalanan ini bukan sekadar wisata—ini adalah kisah tentang iman, keberanian, dan cinta pada kehidupan. Christie Damayanti, arsitek dan traveller pengguna kursi roda, menembus dinginnya salju Uzbekistan dan menemukan kehangatan dalam kebaikan manusia. Dari Tashkent hingga Samarkand, setiap langkahnya menjadi renungan tentang makna syukur, inklusivitas, dan kekuatan batin. Uzbekistan (White Christmas) mengajak kita percaya bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk menjelajahi dunia—dan hati yang penuh cinta tak pernah membeku.

Christie Damayanti adalah seorang arsitek, urban planner, dan traveller inspiratif yang telah menjelajahi lebih dari 46 negara di empat benua. Setelah mengalami stroke yang membuatnya lumpuh di sisi kanan tubuh, ia tidak berhenti bermimpi—justru menjadikan kursi rodanya sebagai ‘sayap’ untuk terus terbang menelusuri dunia.

Sebagai penulis produktif dengan puluhan buku bertema perjalanan, arsitektur, dan kehidupan, Christie dikenal karena gaya tulisannya yang jujur, reflektif, dan penuh empati. Melalui karya-karyanya, ia mengangkat isu aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, healing spiritual, dan semangat untuk hidup tanpa batas.

Bagi Christie, perjalanan adalah cara untuk belajar tentang kemanusiaan dan menemukan kembali makna cinta dalam setiap perjumpaan.

“Keterbatasan bukan akhir perjalanan—justru awal dari kisah luar biasa yang Tuhan tulis bersama kita.”

Artikel Lainnya